Rumah Hijau ... Aku Rindu :’(



Sebenarnya ini bukanlah rumah biasa yang biasa orang-orang tempati. Ini hanyalah sebuah ruangan berukuran 3x2m di sebuah sudut Gedung Geugeut-Winda alias PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa). Letaknya yang berhadapan dengan pintu DPM membuatnya terkadang sulit untuk dtemui. Padahal sebenarnya letaknya cukup ekslusif loh ya! Bagaimana tidak, padahal kami hanyalah sebuah UKM. Namun letak sekretariat kami ditempatkan di bagian depan sejajar dengan sekre BEM REMA (tepatnya bersebrangan), berhadapan langsung dengan sekre DPM REMA, dan satu lagi bertetangga dengansekre MENWA yang konon katanya hanya digunakan hanya menyimpan barang-barangnya saja (seperti gudang penyimpanan kali ya?) Namun katanya sebentar lagi akan jadi sekre MPM REMA. WOW! Ga nambah ekslusif gimana coba??? UKM Broo..
Yaa.. perkenalkan kami adalah RUMAH HIJAU BAQI alias Sekre BAQI. Hehe :D
tapi entah mengapa, penyandangan kata “RUMAH” itu lebih aku sukai dibandingkan sekre. Hmmm, rumah. Apa yang kalian pikirkan tentang rumah? Kehangatan? tempat kembali? banyak makanan? Tempat berkumpul sebuah keluarga? Yap! Dan masih banyak lagi kata yang akan mendeskripsikan tempat yang satu ini. Ini pula yang membuatku selalu rindu kepadanya. Karena kata-kata yang telah aku ungkapkan tadi merupakan beberapa ungkapan yang memang layak untuk disandangkan untuk kediaman keduaku di kampus. :D
Sepekan sudah aku tak menyambangi kembali rumah hijau itu. Hmm, rindu? Tentu. Siapa yang tak rindu kepada tempat bernaungnya para generasi qurani di kampus ini. Sangat ku ingat terakhir kali aku berada di sana itu saat sepekan yang lalu, 26 Desember 2014. Itu pun aku lupa-lupa ingat. Mungkin sebagian orang akan berkata “lebay banget sih nih orang, biasa aja kelleees” hehe :D Yaa, namun bagaimana pun juga di sela kesibukanku di kampus entah itu kuliah, himpunan, atau bahkan kepanitiaan sekalipun aku selalu menyempatkan diri untuk ke rumah hijau itu. Spertinya itu “tiada hari tanpa ke rumah hijau” haha
Mau disebut sebagai kuncen atau ratu (kata teh aci) juga mangga. Yang jelas aku ngerasa betah banget di rumah yang satu ini. Sampa-sampai sebutan rumah ini pun telah menjangkiti teman-temanku bahkan yang berbeda UKM. Sebut saja namanya Nida Shofiyah yang kebetulan bergabung di UPTQ, ia selalu bertanya “Elin mau ke rumah?” Aku sempat mengernyitkan dahi, “Hmm, rumah?” sahutku. “Iya rumah, sekre BAQI” kata Nida. Haha, sontak saat itu juga aku tertawa atas ucapannya itu. Nida melanjutkan “Ya, kan kamu mah punya rumah aku mah sekre.” Hehe, ah Nida kau membuatku tertawa malu dengan hal ini. Ya, selayaknya rumah seringkali pula ku jamu beberapa temanku ke sini. Bahkan suatu kesempatan pernah kerja kelompok bersama Dita dan Dara di rumah baqi. Dan tahukah kamu? Saat itu ada Bang Dul. Wah, ga kebayang kan tuh ramenya kaya gimana. Nida Shofiyah juga pernah bertama ke rumah BAQI dan berkenalan dengan para akhwat BAQI yang kecenyaga ketulungan. Yaa, semuanya aku nikmati dan syukuri. Bagiku tak ada pemisah antara akademik dan organisasi, antara organisasi satu dan organisasi lainnya. Semua sama, dilakukan dengan niat ibadah dan untuk semakin mendekat dan mengenal-Nya. J
Rumah Hijau, rumah yang selalu menyimpan berjuta kerinduan. Yang aku perhatikan... banyak para aktivis kampus lahir dari tempat ini dan kembali ke tempat ini. Sebut saja, Teh Wulan (Sri Wulandari) teteh yang aktif di BEM REMA ini, pernah ke rumah walau hanya untuk mengembalika beberapa gunting yang dipinjamnya untuk kegiatan BEM (pantas saja waktu aku ke sekre BEM saat itu, sepertinya aku mengenali gunting-gunting di situ.haha). selayaknya rumah, di rumah baqi memang punya banyak banget barang-barang. Bahkan kalo kata partner kepanitiaan aku—Rima Mirianti, bukan sekre ini mah tapi udah kaya kosan. Apa yang kau cari di sini, insyaAllah ada. Dari mulai ATK, printer, dispenser dan galonnya (airnya  juga ada kalo ga keabisan), speaker, mic, layar, infokus, hijab, magicom (buat ngeliwet), nampan, gelas, piring, sendok, garpu bahkan benda yang jarang dimiliki orang lain yakni alat pencetak pin. Ada  cerita bodor sebenarnya dengan alat yang satu ini. Ceritanya himpunan aku (BEM HIMA IPAI) pas mau acara PACA (Pembinaan Anak Cinta Allah) hendak meminjam alat pencetak pin, rencananya sih mau bikin pin sendiri mungkin sekitar 300-an pin (kece ga tuh?) oke fine, hari itu juga surat yang dibikin (oleh sekretaris acara—gue) dan dikirim oleh humas (dara) ke rumah baqi tercinta. Dan surat pun diterima oleh kstari baqi (gue again). Haha. Surat diterima, lapor dulu ke kang ilyas selaku sekum, oke fine boleh dipinjam. Alat itu pun dibawa oleh Asep n Dita selaku logistik. Beberapa menit kemudian, Asep udah sms lagi aja, katanya minta aku nyamperin Asep n the gank di selasar Al-Furqan. What happen??? Ternyata alatnya rusak brooo -_-. Ya udah akhirnya aku minta Asep untuk balik lagi ke rumah baqi. Alhamdulillah saat itu kang ilyas datang jadi coba langsung dioprek-oprek namun hasilnya nihil. Jadi solusinya Asep bawa alat itu ke bengkel untuk segera dicek dan diperbaiki. Minjemnya jadi gimana? Ya ga jadi. :D haha
Untuk beberapa keperluan kelas, himpunan atau kepanitiaan yang bertempat di sekitar rumah baqi pun aku dan teman-teman IPAI seringkali meminjam barang dari rumah baqi. Mulai dari pisau (buat ngerujak pas kumpul angkatan dan sidang SU), gunting, terminal, bahkan nampan atau baki. Haha. Serasa rumah sendiri gitu ya? *maaf ya sekum kalo ga sms dulu buat izin pinjem, yang penting balik lagi ke rumah kan ya?. :D
Begitu lekat diingatanku kebersamaanku dengan para akhwat baqi. Beberapa pekan terakhir menjelang EKU, setiap selesai kuliah, aku ke rumah hijau. Entah itu bersama Eneng Leni, Eceu Rana, Bundo Eca, Umi Aci, Teh Siti, Mba Resti, Nurul, Dara, Upi, atau siapapun akhwat yang ada di sana. Mau ngapain? Yup! Tidak lain dan tidak bukan adalah untuk makan siang, eh atau sarapan pas jeda kuliah. Aaahhh! Rumah baqi, begitu hangatnya :D Apapun makanan yang aku bawa selalu dimakan dengan begitu lahapnya. Saling menyuapi satu sama lain menjadi bagian yang selalu ada di dalam sesinya. Bahkan yang jarang aku lihat di rumah pun, setibanya di rumah baqi pasti yang ditanyakannya pertama kali adalah “ada makanan?” haha. Baqi, baqi,,,kangeeenn.
Apa lagi yang masih di rindukan dari rumah ini? Hijab! Ya, walau pernah rusak sama Teh Nisa nih, namun ia tetap kokoh ya. Hm, makasih buat Teh Iza yang udah nyuciin hijabnya. J
Untuk kerinduan akan hijab ini insyaAllah akan aku  ceritakan pada tulisanku yang lainnya.
Intinya semoga di kepengurusan yang baru—Periode 2015 semoga para Gen-Q semakin rajin buat bersih-bersih rumah, rajin ke rumah juga biar ga sepi tapi jangan lupa bawa makanan juga ya! Semoga kelak Rumah BAQI bisa lebih luas ya? Eh atau bahkan nanti kita punya Perumahan BAQI :D hahahaa #aamiin J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ringkasan Kuliah Dhuha ke-2 "Konsep Diri"

RESUME MATERI ONE MONTH BE A PUBLIC SPEAKER KE-2

RESUME MATERI ONE MONTH BE A PUBLIC SPEAKER KE-1